Membeku
Dalam Laut Selatan
Nama: Leonardus Albert K
NIM: 11140110158
Nama: Leonardus Albert K
NIM: 11140110158
Pandangan saya masih rabun lebih
tepatnya saya terbangun karena merasa seperti ada yang memandangi saya, namun
saya tidak mempedulikan hal tersebut. Jam menunjukkan pukul setengah enam pagi.
Berat sekali untuk membuka mata dan juga nyawa saya belum terkumpul penuh.
Melihat kanan kiri sepertinya belum ada yang terbangun di antara keluarga saya.
Akhirnya saya menganjakkan kaki keluar dari bungalow saya.
Tidak rugi saya bangun sepagi ini untuk
melihat bagaimana pemandangan matahari terbit di pantai UjungGenteng.
Burung-burung terbang dari arah barat menuju timur. Saya duduk di kursi depan
teras. Dari arah pantai terlihat banyak sekali warga sekitar meneriakkan
sesuatu. Karena penasaran saya segera berlari ke arah kerumunan tersebut.
Sesampainya disana, ada sesosok pria yang tanpa memakai busana menarik sesuatu
dari laut. Saya terheran mengapa orang tersebut berada sedikit jauh dari
pesisir sementara air sedang pasang di pagi ini. Hanya kepalanya saja yang
nampak. Lalu setelah pria tersebut sampai dekat pesisir ternyata dia membawa
sesosok mayat pria. Dibawanya pria yang sudah tewas itu dengan kedua tangannya.
“Masih
hidup tidak orangnya ????” teriak seorang warga.
“Ya
udah nyaho lah 3 hari tenggelem” balas pria yang menggontong mayat tersebut.
Lalu
ketika mayat tersebut sudah sampai di pesisir pantai, 2 orang segera berlari
membantu menggontong mayat tersebut. Berbondong-bondong warga segera
menghampiri mayat itu. Karena penasaran seperti apa mayat yang tenggelam selama
3 hari saya juga mengikuti warga.
Hari
itu adalah pertama kalinya saya melihat sesosok mayat secara langsung.
Seumur-umur saya belum pernah melihat mayat seperti dibunuh atau sebagainya.
Mayat tersebut adalah seorang pria yang badannya sedikit gemuk. Saya sedikit
terkejut dengan bagaimana kondisi mayat yang tenggelam selama 3 hari. Mukanya
tidak berbentuk karena terdapat banyak sekali benjolan besar. Seluruh badannya
kaku dan memutih karena semua aliran darah telah berhenti. Di kakinya nampak
seperti ada bekas gigitan ikan-ikan lebih tepatnya sekitar paha kanan. Mayat
tersebut mengenakan celana yang kecil, mungkin menyusut karena terlalu lama
berada di laut dan bau tidak sedap keluar dari badannya.
Karena
tidak tahan dengan bau tersebut seorang pria meminta temannya untuk
mengambilkan bubuk kopi di warung terdekat. Bubuk kopi pun sampai dan segera 4
bungkus bubuk kopi ditaburkan di seluruh badan mayat tersebut. Bau tersebut pun
hilang.
“Kok
bau mayatnya jadi enak gini ? ini bubuk kopi apaan ?” tanya pria yang
menuangkan bubuk tersebut. Lalu dia membaca bahwa bubuk tersebut adalah bubuk
kopi manis. Lantas warga pun tertawa karena bau mayat tersebut menjadi enak.
Karena
hari masih pagi belum ada ambulan datang ke tempat tersebut dan diputuskan
untuk meletakkan mayat tersebut di pinggir pantai. Karena sudah bosan saya
balik ke bungalow dan menanyakan security tempat saya menginap mengenai
kejadian tersebut. Saya duduk di bangku panjang bersama pria yang biasa disapa
Farhan.
Wajahnya
masih muda dan belum terlihat tua mungkin lima tahun lebih tua daripada saya.
Dia menjelaskan bahwa kejadiannya sehari sebelum saya menginap di tempat ini.
Farhan menjelaskan ada lima orang karyawan sedang berlibur di pantai tersebut.
Pihak hotel sudah memperingatkan bahwa tidak boleh berenang atau menaiki kapal
di pantai tersebut. Ternyata secara diam-diam mereka melanggar hal tersebut.
Sore-sore mereka pergi ke pantai dan menaiki perahu dan mendayungnya sedikit jauh dari pesisir
pantai.
Karena
laut sedang pasang mereka tidak bisa mengendalikkan perahu sehingga membuat
perahu tersebut terbalik. Lima orang tersebut langsung jatuh ke dalam air dan
secara tiba-tiba 3 orang diantaranya mengalami keram. Akhirnya tiga orang
tersebut tenggelam dan dua orang sisanya berhasil selamat. Dua orang yang
selamat segera berteriak minta tolong namun kata Farhan kondisi pantai memang
lagi sepi. Sampai akhirnya kedua orang tersebut berenang sampai pinggir pantai
mereka berlari ke security hotel kami dan mengatakan bahwa tiga orang temannya
tenggelam. Dua mayat teman mereka diketemukan di hari kejadian tersebut
berlangsung dan sisanya baru hari ini.
Saya
menanyakan Farhan dimana tempat mereka menginap dan jawaban yang mengejutkan
bahwa mereka semua menginap di bungalow yang saya tempati sekarang. Setelah itu
saya menyudahi pembicaraan dan berlari masuk ke bungalow. Setelah itu saya
menceritakan tentang kejadian tersebut ke keluarga saya.